Generasi millennial, yang dikenal sebagai generasi digital, sering kali mendapat cap sebagai kelompok yang kurang tertarik atau mengalami kesulitan dalam memiliki properti.
Banyak faktor yang berkontribusi pada pandangan ini, namun Alwin Jasim, seorang ahli dari Allianz Utama Indonesia, menyoroti satu faktor utama: alokasi finansial generasi ini yang cenderung lebih terfokus pada kebutuhan konsumtif lainnya.
Namun, dalam kontras yang mencolok dengan persepsi tersebut, data statistik dari Bank Indonesia pada tahun 2019 mengungkap fakta mengejutkan. Generasi muda, khususnya mereka yang berusia antara 26 hingga 35 tahun, mendominasi dalam pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Menurut Alwin, memiliki properti bukan hanya soal memenuhi kebutuhan dasar hidup, melainkan juga sebagai bentuk investasi jangka panjang. Bagi banyak orang, kewajiban cicilan bulanan KPR menjadi bentuk disiplin keuangan yang membantu mengatur keuangan dengan lebih bijaksana.
Dengan potensi besar yang dimiliki bisnis properti, banyak yang tertarik untuk terjun ke dalamnya. Namun, sebelum memutuskan untuk berinvestasi di bidang properti, ada tiga aspek kunci yang perlu diperhatikan:
1. Menyediakan Dana Muka (DP) yang Cukup
Dana muka (DP) seringkali menjadi hambatan utama bagi banyak calon pembeli properti. Namun, DP memiliki peran penting dalam memastikan kesiapan finansial Anda. Alwin menegaskan bahwa sebelum memutuskan untuk membeli properti, seseorang harus memiliki rencana jelas dalam mengumpulkan DP.
Beberapa metode yang bisa diterapkan adalah dengan berinvestasi pada instrumen keuangan seperti reksadana atau saham, mencari sumber pendapatan tambahan, atau bahkan melakukan penyesuaian pada gaya hidup untuk meningkatkan kapasitas tabungan.
2. Memahami Dunia Bisnis Properti
Tidak cukup hanya dengan memiliki modal finansial, pemahaman mendalam tentang industri properti adalah mutlak diperlukan.
Anthony Sudarsono, seorang investor properti berpengalaman, menegaskan bahwa pemahaman terhadap aspek-aspek teknis seperti prosedur administratif, pemilihan lokasi strategis, kerjasama dengan bank, serta pemilihan kontraktor berkualitas menjadi kunci kesuksesan berbisnis properti.
Selain itu, bagi mereka yang belum memiliki modal yang memadai, memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bisnis properti bisa menjadi nilai tambah saat mencari partner atau investor.
3. Memastikan Properti Anda Terlindungi
Setiap bisnis memiliki risiko, termasuk bisnis properti. Tahun 2020 menjadi saksi dari lebih dari 2.000 bencana alam yang menimbulkan kerusakan pada lebih dari 42.000 unit rumah. Risiko lain seperti kebakaran atau pencurian juga semakin meningkat, khususnya di daerah perkotaan.
Oleh karena itu, Alwin menyarankan agar setiap pemilik properti memiliki asuransi yang tepat. Sebagai contoh, produk asuransi seperti RumahKu Plus dari Allianz tidak hanya melindungi bangunan, tetapi juga semua isi di dalamnya, termasuk perabotan dan barang elektronik.
Kesimpulan
Berkecimpung di dunia properti memang menjanjikan, namun juga penuh dengan tantangan. Dengan persiapan yang matang, pengetahuan yang memadai, serta perlindungan yang tepat, Anda akan memiliki fondasi yang kuat untuk meraih sukses di industri properti. Setiap langkah yang Anda ambil harus didasari oleh analisis dan pertimbangan yang matang agar investasi Anda memberikan hasil maksimal.